Langsung ke konten utama

Document Download

Foto: Pinteresst.com

Salam, 


|Setelah menyelesaikan Buku Proses Damai Aceh; Model Resolusi Konflik Indonesia, ketika membuka ulang data di dokumen saya, saya mendapatkan sekian banyak data referensi yang sudah saya download dari laman, email yang bersumber dari rekan-rekan atau melalui kopi data.

Dokumen dalam bentuk pdf ini mungkin ada yang dibutuhkan oleh teman-teman untuk penelitian atau sebagainya.

Karenanya, jika ada yang merasa diperlukan, jangan segan untuk meminta approval saya melalui link download yang secara otomatis permohonannya akan terkirim ke e-mail saya. 

Tapi jujur saja, beberapa dokumen yang saya download dari laman aslinya, saya tidak ingat lagi sumbernya. Khusus yang lengkap tentu saja ada sumbernya secara langsung.

Saya tidak menyebarkan dokumen ini untuk mencari keuntungan. Dan karena itu pula saya tidak bermaksud untuk membajak hak paten penulis/lembaganya. Hanya sharing dan saling membantu. Jika ada yang merasa terganggu haknya atau keberatan lainnya, silahkan melalukan komplain ke email saya.


Terima Kasih.

The Politics of Ceasefires On Ceasefire Agreements and Peace Processes in Aceh and Sri Lanka [Malin Akebo, Sweden, 2013]
Download

Aceh Initiative; Internal Review [HD Centre, Geneva, 2003]
Download

Non-Governmental Actors in Peace Processes; The Case of Aceh [Centre for Humanitarian Dialog, Timo Kivimäki and David Gorman, 2008]
Download

Disarming For Peace in Aceh: Lessons Learned [Tamara Renee Shie, 2003]
Donwload

Winning and Losing in Aceh: Five Key Dilemmas Inthird‐Party Intervention [Sultan Barakat , David Connolly & Judith Large, 2002]
Download



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petikan Senar Jasmine (Sebuah Cerpen)

Suhban baru saja merapikan peralatan kerjanya. Berbagai jenis kuas ia tempatkan di sudut ruang, kecuali box kuas mini ia biarkan di sisi palet lukis di bawah   easel stand   yang menampung sebuah   lukisan realis   berbahan dasar kanvas. Hanya butuh beberapa sentuhan kecil kepiawaian tangan Suhban untuk   finishing . Suhban tetap antusias meski memasuki bulan ketiga menuangkan segala ide untuk kesempurnaan lukisannya. Suhban mulai abai dengan perawatan dirinya, tampil sekenanya saja lazimnya seorang pelukis profesional. Rambutnya mulai membentuk gumpalan ikal meski sejatinya rambutnya hanya bergelombang kecil jika dirawat. Wajahnya mulai tampak lelah akibat kecapaian dan kekurangan asupan gizi, pola makannya tidak teratur sama sekali. Setelah beberapa kali gagal pinang, Suhban fokus di kamar melukis sebagai pelariannya dari kenyataan bahwa kesederhanaan tidak dapat diandalkan lagi di ruang sempit sosial ketika materi menjadi segalanya sebagai tolok ukur. Ke...

Harmoni di Tepi Krueng Lokop dan Bakti Pak Tani untuk Negeri

  Seperti menyisir daerah pedalaman lainnya, menelusuri jalan ke Lokop, Aceh Timur, membutuhkan kesiapan yang matang. Harus didukung oleh jenis transportasi yang tidak biasa agar memudahkan melewati jalanan ekstrim setelah musim hujan. Jarak tempuh ke sana setidaknya membutuhkan waktu 4 jam dan melintasi dua kecamatan jika hitungan  start  dimulai dari simpangan Gampong Beusa, Peureulak di jalan nasional. Mobil dengan daya 4×4 direkomendasikan untuk menundukkan bebukitan berbatu akibat aspal yang tergerus air hampir separuh jalan ke sana. Saya tergabung dalam tim Forum Petani Organik Rakan Pak Tani yang menuju ke Lokop, Serbajadi salah satu kecamatan di sebelah selatan Aceh Timur. Forum ini diundang untuk melakukan sosialisasi kepada warga di sana tentang pola penanaman organik pada tanaman mereka. Tim ini hampir saja gagal menuju ke sana akibat mobil yang dipersiapkan tiba-tiba tidak bisa berangkat. Tidak ada pilihan lain, mobil Honda mobilio milik Zulfan akhirnya dipaks...

Tumpôk Asëë Lêt

Malam belum begitu larut, sisa sengatan terik siang hari masih menguap dari dinding sebuah warung kopi yang masih searah dengan sebuah bangunan nan luas dan megah, Meuligoe, tempatnya para Wali. Selaku penikmat kopi malam, tanpa sengaja kami telah melawan penjajahan oleh waktu. Larut dalam pembicaraan civil society dan good government yang tidak bertepi. Rona Aceh Damai menjadi buyar dan hambar ketika fakta-fakta menyadurkan realita miris. Kata damai dalam kondisi tertentu bagai memperjuangkan kata itu sendiri menjadi bagian dari semacam kosa kata baru agar masuk ke dalam sebuah kamus, setelah diskusi panjang terhadap pemaknaannya. Bukan seminar tentunya, reuni atau semacamnya. Tapi hanya pertemuan dan obrolan biasa sambil mencandai sekumpulan kacang yang sudah mulai berjamur dalam sebungkus ikatan plastik. Tetap punya nilai jual karena tersusun rapi dalam sebuah rak warung. Minimal keberadaannya memenuhi aneka menu agar tidak terkesan  hana sapue na . Sebuah perumpamaan keluar dar...