Cover Album Seulangke
Hampir semua orang suka musik, saya juga tentunya. Alirannya bisa macam-macam. Tapi terlibat di industri musik ternyata berbeda, apalagi ketika yang menyanyi dan order lagu itu bukan kita sendiri. Beberapa penyesuaian dilakukan untuk memberikan cita rasa khas kita dan selera pasar dan lagi... mood yang nyanyinya.
Kebetulan saya berkesempatan membuat lirik lagu untuk ponakan saya yang kami sepakati untuk menerbitkan sebuah album, masih produksi rumah tangga hehe... Tapi yang pasti videonya bagus karena ditangani oleh senior video landscape yang belum rame di Aceh.
Yuk.. dicoba aja, semoga berkenan.
1. Seulangke Ba [Cipt. Boy Abdaz]
Ini kisahnya tentang seorang pemuda yang memperkenalkan calon istri ke teman dan minta bantuan temannya untuk bersedia menjadi Seulangke [Makcomblang] ketika melamar. Eh.. tak dinyana, si calon main mata, dan akhirnya Seulangke nerima aja. Jadilah mereka sebagai pasangan yang keluar sebagai juara. Sedih ya... Nonton di Youtube
2. Salwa [Cipt. Boy Abdaz]
Ini masih sedih-sedih juga [katanya lagu Aceh memang harus sedih :)] Dan ini juga bagian dari permintaan. Kisahnya tentang ketulusan seorang perempuan yang menambatkan hatinya kepada seseoang. Eh.. ternyata lamaa... gak hilang-hilang tuh rasa. Sampai belasan tahun...
Coba aja simak... Nonton di Youtube
Ini ada tambahan, karya yang fenomenal, di luar "jurisdiksi" saya memang, tapi sentuhannya luar biasa. Dianjurkan tonton buat yang masih suka narkoba.
Judulnya saja Lam Penjara Nonton di Youtube
|
Suhban baru saja merapikan peralatan kerjanya. Berbagai jenis kuas ia tempatkan di sudut ruang, kecuali box kuas mini ia biarkan di sisi palet lukis di bawah easel stand yang menampung sebuah lukisan realis berbahan dasar kanvas. Hanya butuh beberapa sentuhan kecil kepiawaian tangan Suhban untuk finishing . Suhban tetap antusias meski memasuki bulan ketiga menuangkan segala ide untuk kesempurnaan lukisannya. Suhban mulai abai dengan perawatan dirinya, tampil sekenanya saja lazimnya seorang pelukis profesional. Rambutnya mulai membentuk gumpalan ikal meski sejatinya rambutnya hanya bergelombang kecil jika dirawat. Wajahnya mulai tampak lelah akibat kecapaian dan kekurangan asupan gizi, pola makannya tidak teratur sama sekali. Setelah beberapa kali gagal pinang, Suhban fokus di kamar melukis sebagai pelariannya dari kenyataan bahwa kesederhanaan tidak dapat diandalkan lagi di ruang sempit sosial ketika materi menjadi segalanya sebagai tolok ukur. Ke...
Komentar
Posting Komentar