Langsung ke konten utama

Zulfan, Instruktur Tani Organik yang Bukan Lulusan Sarjana Pertanian


 

Di seruputan terakhir racikan black americano, kami sepakat menuju lokasi demplot penaman padi dengan pola organik. Tidak sampai lima belas menit, kami sudah berada di bentangan luas persawahan kecamatan Madat, Aceh Timur. Di sudut utara, dekat sekolah terlihat tanaman padi di dua petak sawah sekira 800 meter persegi yang tumbuh dengan sempurna. Warna daunnya agak berbeda, lebih hijau dan sehat dibandingkan dengan tanaman di sampingnya. Usianya memasuki dua bulanan dan mulai muncul putik (spikelet). Menjelang panen nanti yang warnanya akan lebih kuning dari biasanya, mungkin kuning keemasan, kata Zulfan yang berdiri di sebelah saya.

Zulfan biasa dipanggil Pak Tani, ia pelopor penanaman padi dengan pola organik di lokasi itu. Konsepnya sangat sederhana dan tidak mengikuti sebuah panduan apapun, kecuali panduan ia sendiri dengan cara kerja yang ia praktekkan sendiri.

Sawah tempat berkreasi milik warga setempat dan Zulfan diminta bantu untuk memberikan pendampingan sampai panen. Ia lakukan dengan suka rela meski jaraknya sekira 45 km dari tempatnya menetap. Ia memantaunya secara periodik dan memberi arahan untuk segala tindakan yang perlu dilakukan untuk penanaman dengan pola ini.

Menurut Zulfan pola penanaman ini dimulai dari peningkatan kesuburan tanah. Setelah sawah dibajak, di atas tanah bajakan ditaburi jerami dan beberapa jenis rerumputan lalu dibiarkan tergenang dalam air untuk proses fermentasi selama beberapa hari.

Ketika bajakan kedua untuk membalikkan lapisan tanah atau penggemburan maka bahan jerami dan rerumputan akan lebih menyatu dengan tanah.

Penanaman tidak menggunakan bibit unggul, tapi benih biasa seperti inpari di usia 15-20 hari yang ditanam dengan jarak tanam 25 cm, 1 lobang tanam 1 benih. Langkah yang paling menentukan adalah ketika masa paska tanam. Di masa perawatan, semua pupuk dan semprot anti hama diracik dari beberapa jenis tumbuhan tanpa menggunakan bahan kimia.

Bahan-bahan dari tumbuhan ini dengan mudah didapatkan di sekeliling rumah. Dan luar biasanya, selama perawatan sampai siap panen, untuk lahan seluas 800 m2 tersebut hanya membutuhkan modal Rp. 80.000,-, iya, delapan puluh ribu rupiah saja.

“Ini yang kita inginkan, penanaman padi tidak memberatkan petani, agar bisa dilakukan dengan biaya murah tapi kualitasnya baik, kata Zulfan sambil mencomot setangkai malai untuk kebutuhan observasinya,” ujarnya beberapa waktu lalu. Saya mengamatinya dengan saksama.

Bagi Zulfan, menggali potensi tumbuhan awalnya dimulai dari sebuah penelitian secara swadaya. Ia sendiri bukan sarjana pertanian, bukan pula pegawai di dinas pertanian. Pemahamannya terhadap kandungan unsur-unsur yang terdapat dalam tubuhan ia pelajari dengan seksama dan melakukan percobaan kecil selama bertahun-tahun, sampai ia menyimpulkan bahwa yang dibutuhkan suatu tumbuhan ada pada tumbuh-tumbuhan lainnya. Sebisa mungkin tidak menggunakan bahan kimia untuk penanaman dan perawatan dalam praktek bertani.

Zulfan tidak memegang sebuah buku panduan, dan hasil penelitiannya belum pun ia tuliskan dalam sebuah buku. Sehingga ia menjadi referensi tunggal atas konsep yang ia temukan. Padi bukan satu-satunya varietas yang ia buat uji coba. Ia pernah membuat bibit kurma dari kecambah sisa buka puasa dan tumbuh dengan baik. Setelah disemai dalam media polybag dan tumbuh seukuran 50 cm kemudian ia bagi-bagikan ke beberapa pesantren untuk ditanami dan menunggu proses penyerbukan nantinya ketika usia batang siap panen.

Atas temuan-temuannya ini, Zulfan telah diundang ke beberapa daerah. Aceh Selatan, Aceh Jaya, Bireuen bahkan sampai ke Malaysia. Di negeri jiran tersebut sebuah pesantren yang dikelola oleh orang Aceh yang meminta kesediaannya untuk datang dan memberi materi tentang pola tanam organik dan ramah lingkungan.

Zulfan menyahutinya dengan semangat membantu petani, sehingga ia cenderung mengeluarkan uang pribadinya untuk mengunjungi petani yang meminta fasilitasinya.

Ia telah membuktikan beberapa hal dengan cara yang sederhana. Ketika seseorang meminta racikan untuk tanaman cabe yang daunnya keriting, ia menyarankan untuk menggiling beberapa jenis dedaunan dan disemprotkan, hasilnya daun cabe yang tadi keriting, secara berangsur pulih kembali. Ia juga bereksperimen membuat bibit bawang putih dan akarnya turun dalam tempo 3 hari.

Daun kelor, trembesi dan beberapa jenis rerumputan adalah bahan yang kerap digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan cara diendapkan di dalam lobang tanam atau polybag di bawah tanah dasar untuk penanaman. Menurutnya, beberapa jenis rerumputan mengandung unsur-unsur tertentu yang ditarik dari dalam tanah. Membenamkan kembali merupakan cara sederhana untuk mengembalikan unsur tanah. Atau air rendaman bahan tadi ditambah beberapa unsur lain seperti serabut kelapa untuk kandungan kalium bisa dipakai untuk menyiram tanaman sebagai pemupukan.

Saat ini, di rumahnya di pinggiran kota Idi, Aceh Timur, Zulfan sedang melakukan sebuah proyek penyelamatan jenis padi lokal yang semakin terancam dengan cara melakukan penanaman dalam skala kecil dengan menggunakan media gelas plastik yang diletakkan dalam talangan air agar lebih memudahkan untuk dikontrol. Dalam talangan yang berisi air dilepas beberapa jenis ikan kecil atau biasa disebut mina padi. Sisa umpan ikan akan menjadi protein tambahan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan padi.

Apa yang dilakukan Zulfan sebenarnya termotivasi dari keinginannya untuk membantu petani agar bisa bertani dengan lebih hemat biaya meskipun mungkin petani harus lebih aktif dalam merawat tanamannya. Agar petani tidak manja dengan produk instan yang bukan hanya lebih banyak mengeluarkan biaya tapi juga membahayakan. Membahayakan petani sendiri secara kesehatan dan konsumen juga akan mengkonsumsi makanan yang masih mengandung sisa-sisa pestisida.

Team support yang berada di belakang Pak Tani telah telah membentuk beberapa akun sosial media untuk memudahkan berdiskusi tentang konsep-konsep yang dikembangkan. Mulai dari WAG, FB dan Channel di YT. Kontennya bisa saling menguatkan perspektif menuju penanaman dan perawatan tanaman dengan pola organik sekaligus media pembelajaran bagi petani pemula. Menjadi penyemangat di tengah ramainya penggunaan pupuk kimia yang berpengaruh pada kesehatan konsumen.

Meskipun demikian konsep-konsep Pak Tani tentu terus mematangkan rumusannya karena konsepnya sendiri seperti eksperimen yang sedang terus berjalan. Menurut Zulfan saat ini ia baru mengeluarkan resep yang terdiri dari 7-10 macam unsur tumbuhan dari 44 unsur yang ia rekam. Namun nyatanya, Zulfan saat ini menjadi guru alternatif bagi sebagian penyuluh pertanian, membina hubungan baik dengan Dinas Pertanian Aceh Timur dan sering diundang untuk mengisi materi untuk pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh mereka.

Harapan besar Pak Tani, eksperimennya bisa dikembangkan dengan mudah melalui komunikasi dan aksi langsung dengan petani agar mereka mempraktekkannya secara menyeluruh dan memberi penilaian secara bersama-sama ketika keberhasilan dicapai. Agar petani mandiri, bertani seperti sejatinya petani yang paham dengan konsep-konsep dasar pertanian yang mengedepankan pola organik yang mampu menghasilkan produk pertanian yang sehat, segar dan murah biaya. Jika ini tercapai, maka bertani akan menjadi sebuah pekerjaan yang menarik, karena kita agraris!

Tulisan ini tayang di acehtrend.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petikan Senar Jasmine (Sebuah Cerpen)

Suhban baru saja merapikan peralatan kerjanya. Berbagai jenis kuas ia tempatkan di sudut ruang, kecuali box kuas mini ia biarkan di sisi palet lukis di bawah   easel stand   yang menampung sebuah   lukisan realis   berbahan dasar kanvas. Hanya butuh beberapa sentuhan kecil kepiawaian tangan Suhban untuk   finishing . Suhban tetap antusias meski memasuki bulan ketiga menuangkan segala ide untuk kesempurnaan lukisannya. Suhban mulai abai dengan perawatan dirinya, tampil sekenanya saja lazimnya seorang pelukis profesional. Rambutnya mulai membentuk gumpalan ikal meski sejatinya rambutnya hanya bergelombang kecil jika dirawat. Wajahnya mulai tampak lelah akibat kecapaian dan kekurangan asupan gizi, pola makannya tidak teratur sama sekali. Setelah beberapa kali gagal pinang, Suhban fokus di kamar melukis sebagai pelariannya dari kenyataan bahwa kesederhanaan tidak dapat diandalkan lagi di ruang sempit sosial ketika materi menjadi segalanya sebagai tolok ukur. Ke...

Harmoni di Tepi Krueng Lokop dan Bakti Pak Tani untuk Negeri

  Seperti menyisir daerah pedalaman lainnya, menelusuri jalan ke Lokop, Aceh Timur, membutuhkan kesiapan yang matang. Harus didukung oleh jenis transportasi yang tidak biasa agar memudahkan melewati jalanan ekstrim setelah musim hujan. Jarak tempuh ke sana setidaknya membutuhkan waktu 4 jam dan melintasi dua kecamatan jika hitungan  start  dimulai dari simpangan Gampong Beusa, Peureulak di jalan nasional. Mobil dengan daya 4×4 direkomendasikan untuk menundukkan bebukitan berbatu akibat aspal yang tergerus air hampir separuh jalan ke sana. Saya tergabung dalam tim Forum Petani Organik Rakan Pak Tani yang menuju ke Lokop, Serbajadi salah satu kecamatan di sebelah selatan Aceh Timur. Forum ini diundang untuk melakukan sosialisasi kepada warga di sana tentang pola penanaman organik pada tanaman mereka. Tim ini hampir saja gagal menuju ke sana akibat mobil yang dipersiapkan tiba-tiba tidak bisa berangkat. Tidak ada pilihan lain, mobil Honda mobilio milik Zulfan akhirnya dipaks...

Tumpôk Asëë Lêt

Malam belum begitu larut, sisa sengatan terik siang hari masih menguap dari dinding sebuah warung kopi yang masih searah dengan sebuah bangunan nan luas dan megah, Meuligoe, tempatnya para Wali. Selaku penikmat kopi malam, tanpa sengaja kami telah melawan penjajahan oleh waktu. Larut dalam pembicaraan civil society dan good government yang tidak bertepi. Rona Aceh Damai menjadi buyar dan hambar ketika fakta-fakta menyadurkan realita miris. Kata damai dalam kondisi tertentu bagai memperjuangkan kata itu sendiri menjadi bagian dari semacam kosa kata baru agar masuk ke dalam sebuah kamus, setelah diskusi panjang terhadap pemaknaannya. Bukan seminar tentunya, reuni atau semacamnya. Tapi hanya pertemuan dan obrolan biasa sambil mencandai sekumpulan kacang yang sudah mulai berjamur dalam sebungkus ikatan plastik. Tetap punya nilai jual karena tersusun rapi dalam sebuah rak warung. Minimal keberadaannya memenuhi aneka menu agar tidak terkesan  hana sapue na . Sebuah perumpamaan keluar dar...