Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Ibnu Arabi, Aceh dan Tajalli

  “Ya Allah, telah kuikhlaskan kehormatan, harta, dan darahku atas hamba-hamba-Mu. Aku tak akan menuntut barang sebiji pun dari yang mereka punya. Tidak di dunia juga tidak di akhirat. Engkaulah sebenar-benarnya saksi dalam persoalan ini.” Demikian munajat melankolis Ibnu Arabi menutup seri kitabnya yang bertajuk  Futūhāt Makiyyah . Kitab ini dianggap sebagai salah satu kitab terpenting dalam disiplin ilmu tasawuf. Ibnu Arabi yang kontroversial itu sangat ahli meramu mistisme Islam dan kajian filsafat yang kemudian dikenal dengan Tasawuf Falsaf, bertemuanya dua disiplin ilmu antara tasawuf dan filsafat. Ibnu Arabi lahir di tengah situasi Andalusia yang tak menentu, antara peperangan dan pemberontakan akibat ancaman penaklukan Andalusia oleh  Reconquista  (para penakluk), sekelompok tentara Kristen. Ia lahir di tahun yang sama ketika Syekh Abdul Kadir al-Jilani baru saja wafat. Pemikirannya yang paling banyak diperdebatkan adalah konsep  wahdatul wujud , yang ole...